Ciamis, Jawa Barat.
Ribuan warga dan wisatawan tumpah ruah memadati kawasan Alun-alun Panjalu dan Situ Lengkong, Kecamatan Panjalu, Kabupaten Ciamis, Jawa Barat, Kamis (18/9/2025). Sejak pagi hari warga menyemut untuk mengikuti prosesi adat Nyangku, sebuah tradisi spiritual sekaligus budaya yang menjadi ikon masyarakat Panjalu.
Prosesi Nyangku digelar rutin setiap tahun pada bulan Maulid, sebagai bentuk penghormatan kepada Sanghyang Boros Ngora, tokoh legendaris penyebar agama Islam di wilayah Panjalu.
Sejak pagi, arak-arakan pusaka dimulai dari Pendopo Panjalu. Berbagai benda bersejarah peninggalan Prabu Boros Ngora—seperti keris, pedang, tombak, dan perisai—diusung dengan penuh kehati-hatian oleh para juru kunci. Iring-iringan ini kemudian menuju Nusa Gede, tempat pusara peristirahatan terakhir Prabu Boros Ngora. Warga masyarakat yang memenuhi jalan tampak menyambut antusias iring-iringan pusaka dengan penuh takzim.
Baca Juga : 60 Napi High Risk Pangkal Pinang Di Pindah Ke Nusakambangan
Tradisi sakral Upacara Adat Nyangku dan Festival Budaya Panjalu 2025 kembali digelar dengan meriah di Kabupaten Ciamis. Mewakili Kapolres Ciamis AKBP Hidayatullah, S.H., S.I.K., kegiatan yang berpusat di Kawasan Bumi Alit, Situ Lengkong Panjalu, dan Alun-alun Taman Boros Ngora ini dihadiri oleh Wakapolres Ciamis, Kompol Sujana, S.Pd., pada Kamis (18/9/2025).
Upacara adat Nyangku merupakan ritual tahunan yang sarat makna bagi masyarakat Panjalu. Kata “Nyangku” sendiri berasal dari gabungan kata Arab “yanko” yang berarti membersihkan, dan kata Sunda “nyaangan laku” yang artinya menerangi perilaku. Ritual ini bertujuan membersihkan benda-benda pusaka peninggalan Prabu Sanghyang Borosngora, raja legendaris Panjalu.
“Nyangku telah menjadi agenda wisata budaya unggulan Ciamis. Tradisi ini memiliki daya tarik luar biasa. Banyak wisatawan sengaja datang untuk menyaksikan acara ini sehingga berdampak positif bagi ekonomi masyarakat,” jelasnya.
Rangkaian acara ditutup dengan doa bersama, kemudian pusaka-pusaka tersebut dikembalikan ke tempat penyimpanan di Bumi Alit Panjalu.
Masyarakat berharap, tradisi Nyangku terus lestari sebagai warisan tak ternilai bagi generasi mendatang, sekaligus menjadi pengingat akan nilai persatuan dan spiritualitas.