Kades Cibeureum Apresiasi Pembangunan Irigasi di Situ Leutik, Harapkan Situs Ini Jadi Pusat Ekonomi dan Pariwisata

Yayan Sukarlan Kepala Desa Cibeureum Saat Memberikan keterangan kepada Swara ekslusif di Ruang Kerjanya.


Kota Banjar, Jawa Barat.
SwaraEkslusif.com

Pembangunan saluran irigasi di Situ Leutik yang dilaksanakan oleh Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Citanduy melalui Instruksi Persiden mendapat apresiasi tinggi dari Kepala Desa Cibeureum, Yayan Sukarlan. Menurutnya, pembangunan ini merupakan harapan warga yang telah dinantikan sejak lama dan telah langsung terasa manfaatnya oleh para petani di sekitar aliran situ.

“Pembangunan rehabilitasi irigasi yang dilakukan BBWS sangat kami syukuri. Manfaatnya sudah langsung dirasakan, terutama oleh masyarakat Desa Cibeureum dan petani di sekitar aliran Situ Leutik. Situ ini merupakan poros bagi tiga desa, sehingga dampaknya luas,” ujar Yayan Sukarlan Kepada Swara Eklusif (Selasa, 09/12/2025).

Lebih dari sekadar urusan pengairan sawah, Kades Cibeureum memiliki visi yang lebih besar untuk Situ Leutik. Ia berharap, ke depannya situ seluas kurang lebih 14 hektar yang meliputi wilayah Desa Cibeurum yakni Dusun Babakan, Cidahu, dan Pasirnagara ini tidak hanya berfungsi sebagai sumber irigasi, tetapi juga bisa berkembang menjadi situs sekaligus pusat perputaran ekonomi desa, dengan salah satu pilar utamanya adalah sektor pariwisata.

“Tujuan awalnya memang untuk pertanian, mengingat Situ Leutik ini adalah buatan. Namun, kami punya harapan agar azas manfaatnya bisa lebih terjabarkan. Kami ingin Situ Leutik menjadi pusat ekonomi dan daya tarik pariwisata di Desa Cibeureum,” jelasnya.

Untuk mewujudkan harapan tersebut, Pemerintah Desa Cibeureum mengaku telah menyiapkan berbagai konsep dan kesiapan, mulai dari pertunjukan seni budaya hingga event-event lainnya sebagai penarik minat. Namun, Yayan mengakui bahwa desa tidak bisa bergerak sendiri.

“Semua itu kami desa tidak bisa bergerak sendiri. Butuh dampingan dan dorongan dari Pemerintah Kota Banjar, provinsi, maupun pusat. Intinya kami berharap sinergitas dari berbagai pihak,” tandasnya.

BACA JUGA :


POLRES TASIKMALAYA KOTA BONGKAR PRAKTIK REPACKING TEPUNG TERIGU DAN PENGGUNAAN MEREK PALSU, SATU ORANG DITETAPKAN SEBAGAI TERSANGKA


Dugaan Korupsi Tunjangan Perumahan DPRD Kabupaten Bekasi 2022-2024: Kejati Jabar Tetapkan Dua Tersangka, Kerugian Negara Capai Rp20 Miliar


Kendala utama yang dihadapi saat ini, menurut Yayan, adalah belum adanya landasan hukum yang kuat untuk desa mengelola dan mengembangkan Situ Leutik secara optimal. Dirinya mengaku telah beberapa kali mengajukan permohonan pembuatan peraturan atau dasar hukum tersebut ke Pemerintah Kota Banjar, baik secara langsung ke Pemkot maupun melalui pendampingan oleh DPRD Kota Banjar, namun hingga saat ini belum mendapat respons yang serius.

“Tujuannya jelas, supaya masyarakat bisa merasakan azas manfaat lain selain pertanian, yaitu sebagai pusat perputaran ekonomi warga sekitar. Ini bisa mendongkrak pertumbuhan ekonomi warga dan juga meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD) untuk Kota Banjar,” paparnya.

Dengan adanya infrastruktur irigasi yang baru diperbaiki, Yayan meyakini fondasi pertama untuk pengembangan Situ Leutik telah terbangun. Ia berharap, dukungan dan komitmen nyata dari pemerintah di tingkat kota dapat segera direalisasikan sehingga potensi besar yang dimiliki Situ Leutik—baik sebagai penopang pertanian, pusat ekonomi, maupun destinasi wisata—dapat digarap secara maksimal untuk kesejahteraan bersama.

“Kami sudah siap dalam segala hal. Tinggal menunggu kemitraan dan regulasi pendukungnya. Mudah-mudahan azas manfaat dari pembangunan ini bisa terus terjabarkan lebih luas,” pungkas Yayan Sukarlan menutup wawancara.
(I Darmawan)







Swara Ekslusif adalah portal berita independen yang fokus pada isu-isu hukum, politik, dan pemerintahan di Indonesia.

Lebih baru Lebih lama