Kabupaten Bogor, Jawa Barat.
(swaraekslusif.com)
Suasana pengajian ibu-ibu di sebuah majelis taklim di Gang Becek, Kampung Ciapus Kompas, Desa Sukamakmur, Kecamatan Ciomas, mendadak berubah duka. Bangunan mushola yang berdiri di tepi jurang itu roboh pada Minggu (7/9/2025) sekitar pukul 09.30 WIB, tepat ketika peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW sedang berlangsung.
Puluhan jemaah tertimpa reruntuhan. Tiga orang meninggal dunia, sementara 73 lainnya mengalami luka-luka dan harus mendapatkan perawatan di sejumlah fasilitas kesehatan.
Menteri Agama Tinjau Korban
Menteri Agama RI, Prof. KH. Nasaruddin Umar, langsung menjenguk para korban di RS PMI dan RSUD Kota Bogor. Ia menyampaikan pesan penuh empati agar musibah ini dijadikan pengingat untuk saling menguatkan sekaligus memperhatikan kelayakan sarana ibadah.
“Kami hadir untuk memastikan para korban mendapatkan pendampingan dan bantuan. Empati tidak cukup hanya dengan doa, tapi harus diwujudkan dalam aksi nyata. Mari kita jadikan musibah ini sebagai pengingat untuk saling menguatkan, serta memastikan sarana ibadah ke depan lebih layak dan aman digunakan,” ujar Menag.
Sebagai bentuk kepedulian, Kemenag menyalurkan bantuan Rp100 juta untuk pembangunan musala dan Rp50 juta untuk majelis taklim yang terdampak. Menag juga. Kemenag Bogor melaporkan perkembangan bantuan secara berkala melalui media sosial, serta mendorong pengecekan rutin kelayakan rumah ibadah sebagai langkah pencegahan.
Baca juga !!!, Bolehkah Desa Melakukan Pungutan?, Berikut Penjelasan Serta Dasar Hukumnya
Empati dari Kanwil Kemenag Jabar
Kepala Kanwil Kemenag Provinsi Jawa Barat, H. Dudu Rohman, turut menyampaikan belasungkawa mendalam.
“Kami turut berbelasungkawa atas meninggalnya saudara-saudara kita. Semoga yang terluka segera diberi kesembuhan dan keluarga korban diberi kesabaran. Musibah ini adalah ketentuan Allah SWT, mari kita hadapi dengan doa dan kebersamaan,” ujarnya.
Langkah Cepat Kemenag Bogor
Menindaklanjuti arahan Menag dan Kanwil Jabar, Kepala Kankemenag Kabupaten Bogor, H. Ahmad Syukri, segera menggelar rapat koordinasi. Hasilnya, diputuskan pembentukan Tim Cepat Tanggap, pendirian Posko Bencana, serta pembukaan donasi untuk para korban.
“Kami berkomitmen untuk bergerak cepat, tidak hanya hadir di tengah duka, tapi juga memberikan pendampingan nyata. Transparansi akan dijaga dengan melaporkan secara berkala setiap proses penggalangan maupun penyerahan bantuan,” tegas Ahmad Syukri.
Data Korban
Hingga Minggu (7/9) malam pukul 18.30 WIB, BPBD dan Ketua RT setempat mencatat 73 korban luka masih dirawat di sejumlah fasilitas kesehatan, yakni:
1. Klinik Sukamaju: 5 orang
2. RSUD Kota Bogor: 24 orang
3. RS PMI: 18 orang
4. RS UMMI: 1 orang
5. RSUD Karya Bakti Pertiwi: 2 orang
6. Puskesmas Ciomas: 10 orang
7. Klinik Arafah: 5 orang
8. Klinik Arafah 2: 6 orang
9. RS Marzoeki Mahdi: 1 orang
10. RS Medica Dramaga: 1 orang
Sementara tiga korban meninggal dunia telah teridentifikasi:
1. Irni Susanti (RS Medica Dramaga)
2. Ulan (RS PMI)
3. Nurhayati (RS PMI)
Ahmad Syukri menekankan, tragedi ini harus menjadi pelajaran bersama akan pentingnya empati yang diwujudkan melalui bantuan nyata, transparansi penyaluran, serta pengecekan berkala terhadap sarana rumah ibadah agar kejadian serupa tidak kembali terulang. (*)
Baca Artikel Berita Terbaru Lainnya di swaraekslusif.com.