
Foto : CCTV parkir FKIP, Universitas Siliwangi
TASIKMALAYA, Jawa Barat.
Suasana latihan drama berubah menjadi kepanikan dan derita ketika atap Pendopo di halaman Gedung Dekanat Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Siliwangi (Unsil) Kampus 1, tiba-tiba ambruk. Insiden tragis itu terjadi pada Minggu (16/11/2025) sekitar pukul 12.55 WIB, menimpa puluhan mahasiswa yang sedang beraktivitas di bawahnya.
Berdasarkan keterangan resmi yang dikeluarkan pihak kampus, total korban mencapai 18 mahasiswa dengan rincian kondisi yang memprihatinkan:
- 1 mahasiswa mengalami luka berat dan sedang dirawat intensif di RSUD dr. Soekardjo Tasikmalaya.
- 6 mahasiswa dengan luka sedang dirujuk ke RS TMC Tasikmalaya.
- 11 mahasiswa lainnya mengalami luka ringan dan trauma, mendapatkan perawatan di Klinik Universitas Siliwangi.
- Sebagian besar korban dilaporkan telah stabil dan dipulangkan.
BACA JUGA :
Rektor Unsil Tegaskan Biaya Perawatan Ditanggung Kampus
Menanggapi insiden ini, Rektor Universitas Siliwangi, Prof. Dr. H. Nundang Busaeri, menyampaikan keprihatinan mendalam. Dalam siaran pers yang diterbitkan Senin (17/11/2025), Rektor menegaskan komitmen kampus untuk bertanggung jawab penuh.
“Seluruh biaya perawatan sepenuhnya menjadi tanggung jawab Universitas Siliwangi,” tegas Prof. Nundang, berupaya meringankan beban mahasiswa dan keluarga.
![]() |
| Foto : Robohan Atap Pendopo FKIP Unsil, Tasikmalaya |
Kronologi Mencekam: Latihan Berubah Jadi Evakuasi
Saat bencana terjadi, sebanyak 25 mahasiswa dari kelas A kelompok 2 sedang menjalani latihan untuk mata kuliah Apresiasi Drama dan Manajemen Pertunjukan. Sutradara latihan, Waru, yang sedang mengulang sebuah adegan, secara tidak langsung menjadi penyelamat tidak sengaja.
Karena proses pengulangan adegan tersebut, sebagian mahasiswa berada di sisi luar area pendopo dan terhindar dari dampak runtuhan yang lebih masif. Meski demikian, reruntuhan genteng dan rangka baja ringan tetap menghujam dan menimpa sejumlah mahasiswa yang tidak sempat menyelamatkan diri.
Dua mahasiswi, Jayanti Hanum Kirana Prasetyo dan Reira Nurfaidah, dilaporkan sempat tak sadarkan diri setelah tertimbun material bangunan. Saksi mata menggambarkan kepanikan dan trauma yang mendalam. Banyak mahasiswa yang terguncang, menangis, dan terdiam mematung, sehingga harus dievakuasi oleh rekan-rekan mereka yang lain.
Situasi mencekam bertambah ketika, di tengah proses evakuasi, atap bergerak dan mengalami ambruk susulan. Beruntung, robohan kedua ini tidak menimbulkan korban tambahan.
Kondisi Lokasi: Alat Pentas Rusak, Area Ditutup Sementara
Pantauan di lokasi pascakejadian memperlihatkan kerusakan yang parah. Reruntuhan genteng tidak hanya menimpa mahasiswa, tetapi juga menghancurkan properti pentas, kostum, dan peralatan artistik yang disiapkan. Sebuah ukulele berwarna pink ditemukan dalam keadaan patah, sementara beberapa smartphone mahasiswa retak akibat tertimpa. Tidak hanya pendopo, bagian atap parkiran di samping lokasi kejadian juga ikut penyok akibat dampak dari robohan.
Sebagai langkah pencegahan dan investigasi, area pendopo kini telah ditutup sementara untuk umum. Pihak kampus diduga akan melakukan pemeriksaan menyeluruh terhadap struktur bangunan untuk mengungkap penyebab roboh dan memastikan tidak ada risiko roboh susulan di masa depan.
SwaraEkslusif.com akan terus memantau perkembangan penanganan korban dan investigasi penyebab robohnya atap pendopo yang merenggut rasa aman warga kampus ini.
(Red)
BACA BERITA LAINNYA SECARA LENGKAP HANYA DI Swaraekslusif.com
